TAKSONOMI TUJUAN-TUJUAN PENGAJARAN DARI R.M. GAGNE
ROBERT GAGNE
Robert Gagne lahir tahun 1916 di North Andover, MA.
Beliau mendapatkan gelar A.B. di Yale tahun 1937 dan pada tahun 1940 mendapat
gelar Ph.D. Psychology dari Universitas Brown. Mengajar di Connecticut College
for Women dari 1940-49 dan kemudian di Penn State University dari 1945-1946.
Antara 1949-1958, Gagne menjadi direktur “perceptual and motor skills
laborartory” di U.S. Air force. Pada saat itu dia mulai mengembangkan beberapa
idenya yaitu teori belajar yang disebut "The Conditions of
Learning". Pada 25 tahun terakhir beliau adalah professor di
Department of Education Research at Florida State University di Tallahassee.
Pengertian
Taksonomi.
Kata taksonomi diambil dari
bahasa Yunani tassein yang berarti untuk mengelompokkan dan nomos
yang berarti aturan. Taksonomi dapat diartikan sebagai sesuatu hal
berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu. Di mana taksonomi yang lebih tinggi
bersifat lebih umum dan taksonomi yang lebih rendah bersifat lebih spesifik.
Taksonomi
Gagne adalah sebagai berikut:
1.
Informasi verbal.
Informasi verbal merupakan informasi yang diperoleh dengan
mendengar kata-kata yang diucapkan orang, membaca, mendengarkan radio atau
televisi. Informasi tertuju pada apa yang ingin diketahui yang meliputi nama,
fakta, prinsip dan generalisasi.
2.Keterampilan
intelektual, tertuju pada mengetahui bagaimana yang meliputi:
a) Diskriminasi, yaitu bagaimana membedakan pembelajaran yang tepat maupun
kurang tepat.
b) Konsep konkret, yaitu bagaimana menunjukkan suatu konsep konkret.
c) Konsep Terdefinisi, yaitu bagaimana mendefinisikan suatu konsep.
d) Aturan-aturan: bagaimana
melakukan sesuatu sesuai dengan aturan.
3.Strategi Kognitif.
Kemampuan internal
yang terorganisasi berbeda dengan keterampilan intelektual yang diarahkan
terhadap aspek - aspek lingkungan atau eksternal, strategi kognitif
mengendalikan tingkah laku anak dalam menghadapi lingkungannya atau aspek
internal. Seorang anak menggunakan strategi kognitif dalam memikirkan tentang
apa yang telah dipelajarinya dan dalam memecahkan masalah secara kreatif.
4.Sikap (Attitudes).
Sikap merupakan pembawaan yang dapat dipelajari dan dapat
mempengaruhi tingkah laku kita terhadap benda, kejadian atau makhluk hidup
lain. Dalam belajar kimia sikap ini dapat dipelajari dalam kegiatan
laboratorium. Siswa diajarkan bagaimana harus bersikap ketika hendak memanaskan
zat kimia dalam tabung reaksi, yaitu jangan menghadapkan mulut tabung ke arah temannya,
agar temannya jangan sampai kena percikan zat kimia yang dipanaskan.
5.Keterampilan motorik;
Keterampilan motorik tidak hanya mencakup kegiatan fisik,
tetapi juga kegiatan motorik yang digabung dengan keterampilan intelektual,
seperti berbicara, menulis, menggunakan alat-alat laboratorium dan lain-lain. (http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi)
Gagne melihat proses belajar mengajar dibagi menjadi beberapa komponen
penting yaitu :
Gagne
membagi proses belajar berlangsung dalam empat fase utama, yaitu:
a. Fase
Receiving The Stimulus Situation
Merupakan
fase seseorang memperhatikan stimulus tertentu kemudian menangkap artinya dan
memahami stimulus tersebut untuk kemudian ditafsirkan sendiri dengan berbagai
cara. Misalnya “golden eye” bisa ditafsirkan sebagai jembatan di amerika atau
sebuah judul film. Stimulus itu dapat spontan
diterima atau seorang Guru dapat memberikan stimulus agar siswa memperhatikan
apa yang akan diucapkan.
b. Fase Stage Of Acquition
Pada fase ini seseorang akan dapat memperoleh suatu kesanggupan yang belum
diperoleh sebelumnya dengan menghubung-hubungkan informasi yang diterima dengan pengetahuan sebelumnya. Atau boleh dikatakan pada fase ini siswa
membentuk asosiasi-asosiasi antara informasi baru dan informasi lama.
c. Fase Storage
Fase penyimpanan informasi, ada informasi yang disimpan dalam jangka pendek
ada yang dalam jangka panjang, melalui pengulangan informasi dalam memori
jangka pendek dapat dipindahkan ke memori jangka panjang.
d. Fase Retrieval/Recall
Fase mengingat kembali atau memanggil kembali informasi yang ada dalam
memori. Kadang-kadang dapat saja informasi itu hilang dalam memori atau
kehilangan hubungan dengan memori jangka panjang. Untuk lebih daya ingat maka
perlu informasi yang baru dan yang lama disusun secara terorganisasi, diatur
dengan baik atas pengelompokan-pengelompokan menjadi katagori, konsep sehingga
lebih mudah dipanggil.
Kemudian ada fase - fase lain yang dianggap tidak utama, yaitu :
a. Fase Motivasi, Sebelum pelajaran dimulai guru memberikan motivasi kepada siswa untuk
belajar.
b. Fase Generalisasi merupakan fase transfer informasi, pada situasi-situasi baru. Agar lebih meningkatkan daya ingat, siswa dapat diminta mengaplikasikan
sesuatu dengan informasi baru tersebut.
c. Fase Penampilan, merupakan fase dimana siswa harus memperlihatkan sesuatu penampilan yang nampak
setelah mempelajari sesuatu, seperti mempelajari struktur kalimat dalam bahasa
mereka dapat membuat kalimat yang benar.
d. Fase Umpan Balik, merupakan
fase dimana Siswa harus diberikan umpan balik
dari apa yang telah ditampilkan (reinforcement).
2. Kategori
Utama Kapabilitas.
Setelah
selesai belajar, penampilan yang dapat diamati sebagai hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan (capabilities). Kemampuan-kemampuan tersebut dibedakan
berdasarkan atas kondisi mencapai kemampuan tersebut berbeda-beda. Ada lima
kemampuan (kapabilitas) sebagai hasil belajar yang diberikan Gagne yaitu :
a) Verbal
Information
Kemampuan siswa untuk memiliki keterampilan mengingat informasi verbal, ini dapat dicontohkan kemampuan
siswa mengetahui benda-benda, huruf alphabet dan yang lainnya yang bersifat
verbal.
b)
Intellectual Skills
Merupakan
penampilan yang ditunjukkan siswa tentang operasi-operasi intelektual yang
dapat dilakukannya. Keterampilan intelektual memungkinkan seseorang
berinteraksi dengan lingkungannya melalui pengunaan simbol-simbol atau
gagasan-gagasan. Yang membedakan keterampilan
intelektual pada bidang tertentu adalah terletak pada tingkat kompleksitasnya.
Untuk memecahkan masalah siswa memerlukan aturan-aturan tingkat tinggi yaitu
aturan-aturan yang kompleks yang berisi aturan-aturan dan konsep terdefinisi,
untuk memperloleh aturan – aturan ini siswa sudah harus belajar beberapa konsep
konkret, dan untuk belajar konsep konkret ini siswa harus menguasai
diskriminasi-diskriminasi.
c) Cognitive Strategies
Merupakan sustu macam
keterampilan intelektual khusus yang
mempunyai kepentingan tertentu bagi belajar dan berpikir. Proses kontrol yang
digunakan siswa untuk memilih dan mengubah cara-cara memberikan perhatian,
belajar, mengingat dan berpikir. Beberapa strategi kognitif adalah : (1)
strategi menghafal, (2) strategi elaborasi, (3) strategi pengaturan, (4)
strategi metakognitif, (5) strategi afektif.
d) Attitudes
Merupakan pembawaan yang dapat
dipelajari dan dapat mempengaruhi perilaku
seseorang terhadap benda, kejadian atau mahluk hidup lainnya. Sekelompok sikap
yang penting ialah sikap-sikap kita terhadap orang lain. Bagaimana sikap-sikap
sosial itu diperoleh setelah mendapat pembelajaran itu yang menjadi hal penting
dalam menerapkan metode dan materi pembelajaran.
e) Motor Skills
Merupakan keterampilan kegiatan
fisik dan penggabungan kegiatan motorik dengan intelektual sebagai hasil
belajar. Keterampilan motorik bukan hanya mencakup kegiatan fisik saja tapi
juga kegiatan motorik dengan intelektual seperti membaca, menulis, dan lainnya.
3.
Kondisi Atau Tipe Pembelajaran
Kondisi atau tipe pembelajaran terbagi menjadi:
1.
Signal Learning
Belajar isyarat merupakan proses
belajar melalui pengalaman-pengalaman menerima suatu isyarat tertentu untuk
melakukan tindakan tertentu.
Misalnya ada “Aba-aba siap”
merupakan isyarat untuk mengambil sikap tertentu, tersenyum merupakan isyarat
perasaan senang.
2.
Stimulus-Response
Learning
Belajar stimulus-respon (S-R), merupakan belajar atau respon tertentu yang
diakibatkan oleh suatu stimulus tertentu. Melalui pengalaman yang berulang-ulang
dengan stimulus tertentu sesorang akan memberikan respon yang cepat sebagai
akibat stimulus tersebut.
3.
Chaining
Chaining atau rangkaian,
terbentuk dari hubungan beberapa S-R, oleh sebab yang satu terjadi segera
setelah yang satu lagi. Misalnya : Pulang kantor, ganti baju, makan, istirahat.
4.
Verbal
Association
Mengenal suatu bentuk-bentuk
tertentu dan menghubungkan bentuk-bentuk rangkaian verbal tertentu. Misalnya :
seseorang mengenal bentuk geometris, bujur sangkar, jajaran genjang, bola dan
lain sebagainya. Lalu merangkai itu menajdi suatu pengetahuan geometris,
sehingga seseorang dapat mengenal bola yang bulat, kotak yang bujur sangkar.
5.
Discrimination
Learning
Belajar diskriminasi adalah dapat
membedakan sesuatu dengan sesuatu yang lainnya, dapat membedakan manusia yang
satu dengan manusia yang lainnya walaupun bentuk manusia hampir sama, dapat
membedakan merk sepeda motor satu
dengan yang lainnya walaupun bentuknya sama. Kemampuan diskriminasi ini tidak
terlepas dari jaringan, kadang-kadang jika jaringan yang terlalu besar dapat
mengakibatkan interferensi atau tidak mampu membedakan.
6.
Concept
Learning
Belajar konsep mungkin karena
kesanggupan manusia untuk mengadakan representasi internal tentang dunia
sekitarnya dengan menggunakan bahasa. Mungkin juga binatang bisa melakukan
tetapi sangat terbatas, manusia dapat melakukan tanpa terbatas berkat bahasa
dan kemampuan mengabstraksi. Dengan menguasai konsep ia dapat menggolongkan dunia sekitarnya menurut
konsep itu misalnya : warna, bentuk, jumlah dan lainnya
7.
Rule Learning
Belajar model ini banyak
diterapkan di sekolah, banyak aturan yang perlu diketahui oleh setiap orang
yang telah mengenyam pendidikan. Misalnya: angin berembus dari tekanan tinggi ke tekanan rendah, 1 + 1 = 2 dan lainnya.
Suatu aturan dapat diberikan contoh-contoh yang konkrit.
8.
Problem Solving
Memecahkan masalah merupakan suatu pekerjaan yang biasa dilakukan manusia.
Setiap hari dia melakukan problem solving bayak sekali. Untuk memecahkan
masalah dia harus memiliki aturan-aturan atau pengetahuan dan pengalaman,
melalui pengetahuan aturan-aturan inilah dia dapat melakukan keputusan untuk
memecahkan suatu persoalan. Seseorang harus memiliki konsep-konsep,
aturan-aturan dan memiliki “sets” untuk memecahkannya dan suatu strategi untuk
memberikan arah kepada pemikiran agar produktif.
(http://riezdhika.blogspot.com)
4.
Kejadian-Kejadian Instruksional
Kondisi ekstern merupakan satu bagian dari proses belajar, namun termasuk
tugas guru yang utama dalam mengajar. Mengajar terdiri dari sejumlah kejadian-kejadian tertentu yang menurut
Gagne terkenal dengan “Nine instructional events” yang dapat diuraikan sebagai
berikut :
a. Gain Attention
Perlunya menimbulkan minat dan
perhatian siswa dengan mengemukakan sesuatu yang baru, aneh, kontradiksi atau
kompleks. Diharapkan siswa memiliki kepekaan indera untuk merespon dengan cepat
stimulus yang diberikan. Ketika menarik perhatian siswa, pembimbing atau guru
dapat memberikan gerakan isyarat atau merubah mimik muka dan suara tiba-tiba.
b. Inform
Learners Of Objectives
Perlunya mengatakan pada siswa apa yang akan diperoleh
atau dikuasai setelah mengikuti pelajaran, sehingga siswa dapat mengetahui
kemampuan yang dikuasai setelah mengikuti pelajaran. Menyampaikan tujuan pembelajaran bisa menjadi motivasi siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran.
c. Stimulate
Recall Of Prior Learning
Merangsang timbulnya ingatan tentang pengetahuan atau
keterampilan yang telah dipelajari yang menjadi prasyarat untuk mempelajari
materi yang baru.
d. Present The
Content
Penyampaian materi pembelajaran dengan menggunakan
contoh, penekanan baik secara verbal maupun “features” tertentu.
e.
Provide "Learning Guidance"
Bimbingan diberikan melalui persyaratan - persyaratan
yang membimbing proses atau alur berpikir siswa, agar memiliki pemahaman yang
lebih baik. Berikan contoh-contoh, gambar-gambar sehingga siswa siswa dapat
lebih memahami materi yang disampaikan.
f.
Elicit Performance /Practice
Siswa
diminta untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari atau untuk menunjukkan
penguasaannya terhadap materi.
g. Provide Feedback
Siswa diberi tahu sejauh mana ketepatan unjuk kerjanya (performance).
h. Assess
Performance
Memberikan tes atau tugas untuk menilai sejauh mana siswa menguasai tujuan
pembelajaran.
i.
Enhance Retention And Transfer To
The Job
Merangsang kemampuan mengingat-ingat dan mentransfer dengan memberikan
rangkuman, mengadakan review atau mempraktekkan apa yang telah terjadi.
Diharapkan nantinya siswa dapat mentransfer atau menggunakan pengetahuan,
keahlian dan strategi ketika menghadapi masalah dan situasi baru.
Banyak gagasan Gagne tentang teori belajar, seperti belajar konsep dan
model pemprosesan informasi, pada bukunya “The Condition of Learning”
mengemukakan bahwa: Learning is change in human disposition or capacity,
wich persists over a period time, and which is not simply ascribable to process
a groeth. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia
setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan karena proses
pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari
luar diri dan faktor dalm diri dan keduanya saling berinteraksi.
(Aryani, Farida, Diktat Dasar Dan
Proses Pembelajaran Matematika II, Palembang, 2011/2012)
Daftar Pustaka
Aryani, Farida, Diktat Dasar Dan
Proses Pembelajaran Matematika II, Palembang, 2011/2012
http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi
0 komentar to “TAKSONOMI TUJUAN - TUJUAN PENGAJARAN DARI R.M GAGNE”